Jakarta - Dunia yang cepat berubah membuat kaum cendekiawan muslim menghadapi tantangan yang tak mudah untuk merealisasikan gagasan menjadi gerakan perubahan. Selain kecepatan dan kerja cerdas, sinergi dibutuhkan untuk membawa Indonesia menjadi bagian dari masa depan dunia.
Kita menghadapi era yang berubah. Era yang membutuhkan kecepatan dan semua yang serba smart. Kita tidak cukup hadir hanya dengan pemikiran. Perubahan memang berasal dari ide. Tapi perubahan akan terjadi kalau ide diwujudkan secara sistematis dengan cara smart, kata Rektor IPB Arif Satria.
Hal tersebut disampaikan Arif dalam acara pelantikan dan rapat kerja Pengurus Nasional Majelis Sinergi Kalam (Masika) Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) di Jakarta, Minggu 31 Oktober 2021.
Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat ICMI Jimly Asshiddiqie mengatakan, kaum intelektual, terutama generasi millenial, menghadapi tantangan sekaligus peluang di era sekarang. Dunia kini memasuki era yang disebutnya sebagai blue world. Kehidupan kita berubah dari darat ke laut, dari agraris ke maritim, dari maritim ke blue sky di masa depan, kata Jimly.
Ketua Umum Masika ICMI Ismail Rumadhan berpendapat, tantangan kaum cendekiawan muslim saat ini antara lain adalah mengimbangi berbagai hal negatif yang muncul akibat cepatnya perubahan, dengan mendorong kemampuan adaptasi teknologi dalam menghadirkan kemaslahatan bagi masyarakat. Sebab di era digital kini, kebatilan bergerak lebih cepat dibanding berbagai kebaikan, ucapnya.