Pemerintah menegaskan ketersediaan stok beras nasional 2022 mengalami surplus. Berdasarkan BPS, Kementan, Kemendag dan SINAS-NK Kemenko Perekonomian diolah Badan Pangan Nasional yang diupdate tanggal 22 Oktober 2022, produksi beras 2022 sebesar 32,07 juta ton dan terdapat stok di awal tahun 2022 sebesar 37,34 juta ton, sehingga dengan jumlah kebutuhan Januari hingga Desember 2022 sebesar 30,91 juta ton, diperoleh surplus beras 2022 sebesar 6,44 juta ton.
Surplus beras nasional ini sesuai dengan fakta ketersediaan beras di daerah, misalnya Sumatera Barat (Sumbar). Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansyarullah mengatakan produksi beras di Provinsi Sumbar hingga saat ini dan akhir 2022 mengalami surplus. Berdasarkan data angka sementara BPS 2022, produksi padi 2022 sebesar 1,42 juta ton gabah kering giling (GKG) dan berasnya 819.780 ton, lebih tinggi dibanding 2021 yang hanya 1,32 juta ton GKG. Konsumsi beras Provinsi Sumbar 639.561 ton sehingga ada surplus 180.219 ton.
Harga beras di Sumatera Barat memang saat ini mengalami kenaikan namun bukan disebabkan karena produksi yang menurun atau stok yang menipis, tapi disebabkan karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), suplai pupuk terbatas dan alokasi pupuk bersubsidi yang tidak mencukup dan kenaikan harga disebabkan karena perubahan iklim, demikian dikatakan Mahyeldi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Daerah yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri secara virtual, Senin (7/11/2022).
Kenaikan harga beras di Sumatera Barat juga disebabkan permintaan beras dari provinsi tetangga yang tinggi. Provinsi Sumatera Barat merupakan daerah penyangga pangan untuk provinsi Riau dan Kepri. Karena harga jual lebih tinggi, sehingga petani dan pengusaha di Sumatera Barat lebih menjualnya ke luar daerah, sambungnya.
Bersamaan, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nur Alam Syah yang mewakili Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan berdasarkan angka sementara 2022 BPS, luas panen padi 2022 sebesar 10,61 juta hektar, produksi berasnya diperkirakan sebesar 32,07 juta ton. Produksi ini mengalami peningkatan sebanyak 718,03 ribu ton atau 2,29 persen dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 31,36 juta ton.