JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menginisiasi pemanfaatan teknologi dalam sektor pendidikan dan kesehatan. Melibatkan beberapa perusahaan rintisan (startup).
Kebijakan tersebut diterapkan di daerah tertinggal. Guna mendukung proses belajar mengajar dan meningkatkan layanan kesehatan setempat.
Program ini diharapkan bisa mempercepat program pemerintah yang terkait dengan kualitas pendidikan dan berkurangnya kematian ibu dan anak, ujar Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Ditjen PDT, Priyono, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Di sektor pendidikan, beberapa inovasi telah dan akan diujicobakan di sejumlah daerah tertinggal dengan fokus pada pembelajaran. Tiga perusahaan rintisan dilibatkan: HaloHola, Quipper, dan Genius.
Ketiganya mengembangkan konten pembelajaran. Termasuk metode belajar. Seperti menyiapkan konten untuk peserta didik. Agar nilai ujian lebih baik.