Program pemerintah Food Estate, yang salah satunya digawangi oleh Kementerian Pertanian, merupakan peluang positif untuk merealisasikan kemandirian pangan Indonesia.
Saat ini enggak ada tempat lahan lagi di Jawa, dan Food Estate merupakan kesempatan baik, kata Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Yadi Sofyan Noor saat dihubungi melalui telepon, Rabu (27/7).
Berdasarkan pengamatannya saat berkunjung ke lokasi-lokasi Food Estate belakangan ini, Yadi mengatakan, realisasi lahan baru terbilang cukup cepat yaitu mencapai 28.000 hektare dari proyeksi pembukaan lahan baru sebesar 65.000 hektare. Jadi kalau kita lihat langkah pemerintah itu sangat baik. Kami sangat dukung, katanya.
Di sisi lain ia mengakui pencetakan lahan sawah baru di luar Pulau Jawa memang tidak bisa semulus di Pulau Jawa, sehingga membutuhkan waktu untuk bisa menghasilkan produksi tinggi karena terkait kesuburan lahan dan faktor terkait lainnya. Kita tidak bisa main sulap, dicetak langsung bisa produksi tinggi. Karena lahan pertanian, terutama sawah, perlu adaptasi, katanya.
Menurutnya, Food Estate tidak bisa langsung dilabeli proyek yang tidak berhasil hanya karena pencetakan lahan baru dan produksi yang dihasilkan di dalamnya belum bisa mengimbangi penyusutan lahan pertanian lokal yang mencapai 150.000 hektare per tahun.