SITUBONDO - Sejak Tahun 2018, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), bersama dengan PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB), merintis pengembangan Smart Farming 4.0 di Kabupaten Situbondo yang merupakan salah satu daerah tertinggal.
Smart Farming 4.0 merupakan metode pertanian cerdas berbasis teknologi, di mana terdapat beberapa teknologi yang digunakan, di antaranya agri drone sprayer (drone penyemprot pestisida dan pupuk cair), drone surveillance (drone untuk pemetaan lahan) serta soil and weather sensor (sensor tanah dan cuaca).
Kunci utama dalam penerapan metode Smart Farming 4.0 adalah pada data yang terukur. Oleh karena itu, seluruh kegiatan tersebut terintegrasi dengan aplikasi berbasis android RiTx.
Kabupaten Situbondo dipilih menjadi salah satu pilot project, karena memiliki potensi pertanian yang besar. Selain itu juga Situbondo memiliki lahan yang luas. Pilot project dilaksanakan di 250 hektar lahan, dengan dukungan 1 unit soil and weather sensor.
Sebagai bentuk tindak lanjut keberhasilan pada pilot project tersebut, PT MSMB bersama dengan BNI melanjutkan model pengembangan pertanian presisi ini di Situbondo, melalui kegiatan Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0.