Yogyakarta - Kemajuan bahasa dan sastra Indonesia bertolak belakangan Jawa. Bahasa dan sastra Jawa, bahkan dianggap termarginalisasi.
Hal itu, kata Kepala Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Pardi Suratno, akibat perubahan masyarakat yang kian plural. Penguasaan bahasa Indonesia menjadi kebutuhan dan bahasa Jawa ditinggalkan, ujarnya, Rabu (20/2).
Kondisi tersebut menyebabkan kemampuan berbahasa lokal kian sempit. Bahasa daerah pun mengalami pengurangan pemakaian.
Di bidang pengajaran, bahasa dan sastra Jawa mengalami kemunduran, ungkap dia. Sektor ekonomi demikian pula, posisi tawar sastra Jawa kian rendah.