Gaya Hidup, Pos Jateng - Lembaga Bantuan Hukum Jakarta (LBH Jakarta) akhir-akhir ini memublikasi data pengaduan masyarakat terhadap pinajaman online (pinjol). Dari data tersebut, sebanyak 72% laporan yang masuk mengenai masalah lilitan hutang pinjol berasal dari perempuan. Kenapa bisa mayoritas perempuan?
Sekjen Koalisi Perempuan Indonesia, Mike Verawati, mengatakan, perempuan merupakan kelompok gender yang paling sulit untuk mengakses bank karena berbagai peraturan yang ditetapkan. Karenanya, tak heran jika perempuan menjadi kelompok yang paling banyak yang mengakses pinjol sekalipun mereka mengetahui risiko keamanannya.
Prosesnya (mengakses bank) ternyata susah sehingga pinjol merupakan sebuah peluang yang bisa digunakan oleh kelompok-kelompok yang sebenarnya enggak bankable ini, katanya dalam sebuah webinar, Kamis (7/10).
Mike melanjutkan, perempuan yang tidak memenuhi standar bank disebabkan latar belakang profilnya. misalnya pekerja informal, ibu rumah tangga, petani, nelayan, atau mungkin berada di desa.
Menurutnya, kehadiran pinjol merupakan peluang baik untuk menutup batas atau gap pada perempuan marginal yang tidak dapat mengakses bank. Sayangnya, kehadirannya belum menunjukkan skema dalam membantu kelompok-kelompok marginal tersebut, melainkan melahirkan masalah-masalah lain.