Warga Tolak Rencana Penutupan Lokalisasi di Kendal

Warga Tolak Rencana Penutupan Lokalisasi di Kendal Lokalisasi. (Foto: dinsos.bantenprov.go.id)

Kendal - Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal, Jawa Tengah (Jateng), menutup dua lokalisasi ditolak warga setempat. Masyarakat menolak dengan beberapa alasan.

Pertama, modal dan pelatihan yang diberikan untuk mandiri disebut tak seberapa. Ketua Resos Lokalisasi Gambilangu, Kasmadi, mencontohkan dengan pelatihan dan modal membuat makanan ringan.

"Modal itu akan habis untuk kehidupan sehari-hari. Sedangkan berjualan roti, tidak langsung dapat laku besar," ujarnya di Kendal, Selasa (30/10).

Alasan lain, diyakini takkan menghilangkan prostitusi. Justru, diklaimnya bakal semakin meluas dan tak terkendali.

Menurut Kasmadi, sebaiknya hanya prostisui yang dihilangkan, agar para pekerja seks komersial (PSK) beralih profesi menjadi pemandu karoke.

Pernyataan senada disampaikan Yunarti, Pendamping Lapangan (PL) lokalisasi 
Gambilangu dan Alas Karet (Alaska). Kata dia, dirinya bakal sulit mendampingi dan memantau aktivitas PSK, jika lokalisasi ditutup.

"Bekerja sebagai PSK di lokalisasi itu tidak bisa sembarangan, harus memiliki administrasi kependudukan. Dari data itu, kami bisa mengetahui jumlah PSK yang terdaftar dan kami dapat memantau dan mendampingi mereka, terutama pada hal kesehatan," paparnya.

Dampak lainnya, imbuh Yunarti, bakal kian sukar mendeteksi penyebaran penyakit HIV/Aids. Sebab, menukil tribunjateng.com, PSK yang positif terjangkit HIV terkadang masih menjajakan diri.