TARC Soroti Tewasnya 4 Napiter di Nusakambangan
Solo - Tim Advokasi Reaksi Cepat (TARC) menilai, ada keganjilan di balik tewasnya empat narapidana terorisme (napiter) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Batu Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng).
"Kami mendesak Ketua DPR dan Presiden untuk membentuk tim pencari fakta independen, profesional, dan kompeten mengungkap penyebab kematian mereka," ujar Humas TARC, Endro Sudarsono, dalam jumpa pers di Semanggi, Kota Solo, Jateng, Senin (15/10).
Dalam empat bulan terakhir, empat napiter tewas di Lapas Batu Nusakambangan. Kasus terakhir menimpa Agus Tri Mulyono.
Tiga kasus sebelumnya, yakni Muhammad Basri yang meninggal pada 7 Juli, Irsyad alias Ican pada 12 Agustus, serta Winduro pada 22 September. Keempatnya didiagnosis meninggal karena sakit.
TARC menduga, ada penyebab lain yang membuat napiter meninggal. "Memang mungkin saja sakit paru-paru, sesak napas, gagal jantung. Tapi, yang kita khawatirkan penyebab utamanya karena mungkin luka, ditembak, atau jeratan," terkanya.
Sementara, Ketua TARC, M. Taufik, menyoroti masalah fasilitas di Nusakambangan, seperti makanan dan kesehatan. Seharusnya, lapas memberikan fasilitas secara layak.
"Napiter itu ditahan di super maximum security. Segala makanan itu yang memberikan dari pengelola, tidak bisa makanan masuk dari luar. Maka, tim pencari fakta ini juga harus dibentuk dari sisi ahli kesehatan ahli gizi, tidak hanya dari tim hukum," pungkasnya.