Kapolda: Ada 3 Titik Krusial Mudik di Jateng
BANYUMAS - Kapolda Jawa Tengah (Jateng), Irjen Rycko Amelza Dahniel, menilai, terdapat tiga titik krusial di jalur mudik Lebaran 2019. Salah satunya pintu keluar Tol Pejagan.
"Kemudian, titik Brebes Barat dan Brebes Timur. Titik-titik ini, titik krusial. Karena akan menuju pada satu arah yang sama: ke selatan. Yakni, menuju Purwokerto dan Banyumas sini," ujarnya di Kabupaten Banyumas, Senin (13/5).
Baca juga:
Menhub Isyaratkan Satu Arah Jakarta-Brebes kala Mudik
Polda Jateng Petakan Potensi Kemacetan Arus Mudik
Limit Kecepatan Tol Trans Jawa 80-100 Kilometer
Polda Jateng pun menyoroti beberapa hal. Mengutip detik.com, seperti pasar tumpah dan lampu lalu lintas dekat pintu keluar tol.
"Di Pejagan, setelah 300 meter. kita sudah ketemu persimpangan jalan utama dari pantura menuju ke selatan. Kemudian, ada beberapa pasar-pasar, tikungan, dan SPBU," ucap dia.
Kerawanan Anyar
Rycko pun berpendapat, penerapan satu arah di tol trans Jawa kala mudik mendatang berpotensi menimbulkan kerawanan baru di beberapa titik. Satu arah rencananya diterapkan dari Jakarta hingga Brebes barat dan timur sejak H-7 Idulfitri.
Berdasarkan hasil pemantauan di lokasi, Minggu (12/5), diproyeksikan terdapat titik kerawanan kala kendaraan keluar di Brexit dari arah timur atau Semarang dan diarahkan ke panta utara. Soalnya, terdapat pasar tumpah di Bulakamba dan Pasar Induk.
Baca juga:
PUPR Kebut Perbaikan Jalan Pantura Banyumas
H-10 Lebaran, Perbaikan Jalan di Jateng Disetop
Tol Batang-Semarang Segera Dilengkapi 75 CCTV
Demikian pula saat kendaraan keluar di Pejagan. Seluruh moda dari barat dan timur lantas di arahkan ke selatan. Di sana, terdapat enam titik kemacetan. Dari Pejagan hingga Paguyangan.
Sampai kini, ungkap Rycko, pihaknya masih melihat situasi riel di lapangan sebelum membuat keputusan. "Kita sedang memilih titik keluar yang paling tepat," katanya.
Pasar Tumpah
Kendati begitu, menurut dia, perlu ada kanalisasi guna mengurangi risiko macet akibat pasar tumpah. Pihak terkait pun perlu bersinergi. "Antara kepolisian, pemerintah daerah, dengan pengelola pasar," jelasnya.
Kanalisasi, terangnya, guna mengatur kendaraan umum untuk berhenti dan menaikkan-menurunkan penumpang atau tidak. Juga menentukan titik masyarakat belanja hingga lokasi penyeberangan.
"Jika sepanjang pasar dia bisa menyeberang, itu tentunya akan mengganggu akan arus lalu lintas. Tanpa ada pasar saja, arusnya sudah arus berat ini," ungkap Rycko.
Dia melanjutkan, lampu lalu lintas juga tidak diterapkan reguler nantinya. Termasuk putara. Jangan seluruhnya dibuka. "Kalau semuanya dibuka, nanti baru beberapa meter, sudah muter. Ini akan menimbulkan kemacetan," tutupnya.