Islam Eksklusif Eksis di 8 Kampus Jateng-DIY
SURAKARTA - Kelompok Islam eksklusif disebut berkembang pesat di beberapa perguruan tinggi negeri (PTN). Di delapan kampus pelat merah di Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), misalnya.
Demikian hasil riset Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (LPPM Unusia) Jakarta. Juga melibatkan beberapa kampus.
"Ada kontradiksi. Kampus harusnya mengembangkan pemikiran kritis. Sedangkan Islam eksklusif, cenderung doktriner," ujar peneliti LPPM Unusia, Naeni Amanulloh, di Aula UNS, Kota Surakarta, Kamis (23/5).
Kedelapan kampus itu: UNS, IAIN Surakarta dan Purwokerto, Undip, Unnes, UGM, UNY, serta Unsoed. Disebutnya ada tiga kelompok di sana. Salafi, Tarbiyah, dan Hizbut Tahrir.
Dia mengklaim, kelompok Islam eksklusif menolak Pancasila. Menukil detikcom, cenderung ke ranah ideologi ekstrem.
"Ada isu yang mengarah ke radikalisme, seperti saat HTI dibubarkan, mereka bergerak. Saat pelarangan bendera ISIS, mereka menunjukkan simpati," ucapnya.
Karenanya, Naeni mendorong pejabat kampus bersikap tegas. Jangan sampai kelompok ini bebas berkembang.
"Kampus harus dibangun dengan tradisi akademis yang lebih kuat. Tapi, tetap tidak boleh melanggar kebebasan akademik," tandasnya.