Fitra Kritisi Upaya Jateng Tekan Kemiskinan
Semarang - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mengkritisi upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menurunkan angka kemiskinan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023.
Apalagi, kata Koordinator Fitra Jateng, Mayadina, berbagai program dalam RPJMD tak terlihat gamblang untuk menurunkan angka kemiskinan. Sehingga, diragukan efektivitasnya.
"Butuh usaha yang lebih guna mencapai penurunan kemiskinan di atas 0,8 persen per tahunnya," ujarnya di Kota Semarang, beberapa waktu lalu.
Dia mencontohkan dengan tak tergambarnya kebijakan pendidikan jenjang sekolah menengah atas/kejuran (SMA/SMK) murah dalam draf RPJMD. Pun tak menyelesaikan masalah pengangguran melalui pendidikan.
Fitra turut menyoroti Satuan Tugas (Satgas) Kemiskinan. Alasannya, tak jelas eksis di tingkat mana, penanggung jawabnya, dan koordinasinya dengan Tim Koordinasi Penangulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Jateng.
Menurut dia, seharusnya pemprov mendorong optimalisasi TKPKD kabupaten/kota. Selain itu, memperbaiki data kemiskinan yang masih amburadul, karena menjadi salah satu faktor kunci.
Sementara, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, penurunan jumlah warga miskin di Jateng cukup banyak. Per Maret 2018, berkurang 633 ribu jiwa menjadi 25,95 juta dibanding September 2017 sebesar 26,58 juta.
Dari 633.000 jiwa tersebut, sebagian besar dicatatkan Jateng. Jumlahnya 300.290 jiwa atau turun dari 12,23 persen menjadi 11,32 persen. Raihan ini lebih baik dibanding Jawa Barat (Jabar) yang cuma berkuang 158.620 orang dan Jawa Timur (Jatim) menyusut 72.680 jiwa.