Eks-Petinggi BPR Pringsurat Dituntut 16,5 Tahun Penjara

Eks-Petinggi BPR Pringsurat Dituntut 16,5 Tahun Penjara Terdakwa kasus dugaan penyelewengan keuangan BPR Pringsurat sebesar Rp114 miliar, Suharno (kanan belakang) dan Riyanto (kiri belakang) menjalani sidang dengan agenda pemeriksaan saksi di Pengadilan Tipikor Semarang, Jateng, Senin (11/3). (Foto: Antara Foto/R. Rekotomo)

Semarang - Kedua bekas petinggi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pringsurat, Suharno-Riyanto, dituntut hukuman 16 tahun enam bulan penjara. Terkait kasus dugaan korupsi perusahaan pelat merah Temanggung itu.

Dalam sidang di Pengadilan Tipikor Semarang, Senin (6/5), jaksa penuntut umum Sabrul Iman, juga menuntut kedua terdakwa membayar denda Rp1 miliar. Diganti kurungan badan enam bulan, bila tak mampu membayarnya.

Mereka pun diwajibkan membayar uang pengganti kerugian negara Rp69,1 miliar. Bila tak mampu, ujar dia, "Diganti dengan kurungan selama delapan tahun dan tiga bulan."

Menurut jaksa, mantan direktur utama dan direktur BPR Pringsurat itu terbukti melanggar Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999. Dus, negara merugi hingga Rp114 miliar sejak 2009 sampai 2017.

Kerugian tak sekadar penyertaan modal yang bersumber dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung. Namun, meliputi dana publik.

Suharno-Riyanto menyalahgunakan kewenangannya. Seperti pemberian kredit tak sesuai prosedur, pinjaman fiktif, memberikan bunga di atas ketentuan, dan BPR Pringsurat menanggung pajak bunga deposito.

Keduanya, menurut jaksa, menikmati kerugian masing-masing Suharsono Rp303,2 juta dan Riyanto Rp129,9 juta. Mereka berkesempatan menyampaikan pembelaan pada sidang minggu depan.