Kasus HIV/AIDS di Jateng 4 Besar Nasional
Semarang - Kasus HIV/AIDS di Jawa Tengah (Jateng) cukup tinggi secara nasional. Bahkan, berada di urutan keempat setelah DKI Jakarta, Jawa Timur (Jatim), dan Papua.
"Jumlahnya ada 19.272 pengidap HIV. Nomor empat se-Indonesia setelah Papua," ujar Asisten Deputi Perlindungan Anak dalam Situasi Darurat dan Pornografi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Dermawan, di Kota Semarang, Jateng, Kamis (22/11).
Hingga 2018, ada sekitar 17 ribu anak terinveksi HIV/AIDS. Katanya, kasus HIV/AIDS tak mungkin berkurang. Sebab, "Begitu orang kena HIV, itu pasti AIDS." Apalagi, belum ada obatnya sampai kini.
"Makanya, bagaimana kita lakukan pencegahan sedini mungkin melalui penjelasan bagaimana penularannya dan penanggulangannya," imbuh dia.
Atas dasar itu, Kementerian PPPA mengadakan "Kampanye Kilau Generasi Bebas HIV dan AIDS" di Taman Budaya Raden Saleh, Kota Semarang, hari ini. Acara diikuti ratusan siswa sekolah dasar (SD).
Peserta disosialisasikan dan diedukasi tentang bahaya, cara penularan, penanggulangan, dan mencegah HIV/AIDS. Siswa SD dilibatkan, lantaran mereka generasi penerus bangsa.
"Mereka kita perankan sebagai agen perubahan dengan peran 2P, yakni pelopor dan pelapor," jelasnya.
Persoalan lain, ungkap Derwaman, adanya diskriminasi terhadap anak penderita HIV/ADIS. Dia mencontohkan dengan kasus di Kabupaten Tulungagung, di mana yang bersangkutan dikeluarkan dari sekolah.
"Terakhir di Samosir ada tiga anak. Kalaupun ada jaminan dari Bupati. Tapi, tetap di lingkungannya, dia dikucilkan, sekolah dia diberhentikan," tukasnya.