Bendungan Bener Diklaim Tertinggi di Indonesia

Bendungan Bener Diklaim Tertinggi di Indonesia Pembangunan Waduk Bener. (Foto: Kementerian PUPR)

Jakarta - Pemerintah akan membangun Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (Jateng). Bendungan ini, diklaim akan menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Kepala Satuan Kerja (Satker) Bendungan Bener dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS SO), Amos Sangka, menerangkan, bendungan tersebut akan dibangun setinggi 159 meter, panjang timbunan 543 meter, dan lebar bawah 290 meter.

"Bendungan ini berada di sepanjang Sungai Bogowonto. Untuk lokasi asdam, berada di Desa Guntur," ujarnya saat dihubungi, beberapa waktu lalu. Bendungan Bener bakal dikerjakan selama lima tahun dalam beberapa tahap.

Bangunan penimbun air itu, berada di lahan seluas 590 hektare. Perinciannya, 3.096 bidang tanah masuk wilayah Purworejo dan 1.210 bidang lainnya di Kabupaten Wonosobo.

Ada delapan desa di Purworejo terdampak langsung megaproyek senilai Rp4 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ini. Tujuh di antaranya, berada di Kecamatan Bener. Perinciannya, Desa Wadas, Bener, Kedung Loteng, Laris, Limbangan, Guntur, dan Karangsari. Satu lainnya Desa Kemiri, Kecamatan Gebang.

Amos melanjutkan, 1.421 bidang tanah bakal dibebaskan dalam pengadaan tanah tahap pertama. Lahan tersebut, yakni di Desa Guntur, Karangsari, Bener, dan Kedung Loteng.

Lahan ini, akan dipakai sebagai akses jalan, genangan dan bendungan, dispoal, kantor, jalan inspeksi, serta jalan quarry. Setelah rampung, selanjutnya pembersihan lahan dan pembukaan akses jalan.

"Setelah tahapan tersebut selesai, dilanjutkan dengan proses auidt oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) hingga pembebasan tanah dengan sistem ganti rugi," paparnya. Pembayaran dilakukan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).

Dia mengklaim, sebagian besar lahan yang digunakan merupakan kawasan hutan, ladang, dan sawah. Hanya belasan rumah warga yang terdampak. "Untuk makam, juga hanya beberapa dan nanti akan kami pindahkan sesuai kesepakatan," sambungnya.

Kata Amos, air bendungan bakal digunakan untuk irigasi 15.519 hektare serta suplai air baku 1.500 liter per detik di Purworejo, Kebumen, dan Kabupaten Kulon Progo. Pun dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar enam Megawatt.

"Juga akan menjadi lokasi wisata, area perikanan, dan konservasi DAS (Daerah Aliran Sungai) Bogowonto bagian hulu," tutup dia. Pembangunan proyek yang masuk program startegis nasional (PSN) itu, menukil detik.com, rencananya dimulai akhir 2018.